Sunday, January 31, 2010

CERMIN

CERMIN
sebuah benda yang dapat memantulkan kembali sesuatu apabila kita meletakkannya tepat di depan benda tersebut.
ya.... sebuah CERMIN...
aku berdiri di depan sebuah cermin besar. aku berdiri tepat di depannya. menghadap tepat di depan cermin tersebut. apa yang kulihat?? ternyata memang aku yang sedang berdiri disitu.
kupandangi terus diriku yang ada di cermin tersebut..
terdiam sejenak..
berpikir..
berpikir..
dan terus berpikir..

sebuah pertanyaan yang bagiku adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab.

lalu aku bertanya kepada cermin tersebut,
"apakah itu kamu?? yang sekarang tepat di depanku??"
tapi mengapa ia bertanya kembali kepadaku? aku butuh sebuah jawaban. bukan pertanyaan yang aku ucapkan, tapi diucapkan kembali.

why? i need an answer!

ternyata, kesimpulanlah yang aku terima dari hal "Bodoh" yang aku lakukan ini. kesimpulan yang mungkin mampu mengubah segala cara hidupku.

kesimpulannya adalah...
aku percaya yang aku pandangi saat ini adalah diriku sendiri. tapi apakah aku percaya terhadap diriku sendiri ketika aku akan melakukan, memutuskan, menjalankan segala sesuatunya dalam hidupku ini? atau aku harus mendengar, melakukan serta menjalankan kata-kata yang dianggap BENAR oleh mereka?
mengapa?
sebuah pengharusankah?
apa yang kalian ucapkan itu sudah pasti benar?
atas dasar apa?
persepsi siapa? kamu? kalian? mereka?
mungkin aku hanya akan mengambil sedikit dari semua nasihat-nasihat kalian.

aku akan mengatakan ini pada kalian. aku tak peduli kalian akan menganggap aku ini seorang yang sok tau, belum cukup umur, atau apalah sesuka kalian.

but you know what? i don't care with that.

THIS IS ME! IT'S ME! ONLY ME! I'M STARING THE MIRROR AND THAT'S ME!

aku mempunyai cara hidupku sendiri. aku mempunyai idealismeku sendiri. aku mempunyai pandanganku sendiri. aku tau mana yang BENAR dan mana yang SALAH. aku akan melakukan segala sesuatunya dengan dasar kebebasan. akulah yang akan menanggung semua resikonya. akulah yang akan bertanggung jawab atas semua ini. aku percaya bahwa aku mampu melakukan segalanya dengan dasar PERCAYA TERHADAP DIRI SENDIRI! dan aku harus mampu MENERIMA APA YANG SUDAH ADA DI DIRIKU INI! dan jangan pernah berusaha untuk mengurangi maupun menambahkan sesuatu kepada diriku ini, demi mendapatkan nilai yang lebih untuk diriku yang sedang aku hadapi di CERMIN ini.

Inilah aku..

Andai saja aku seindah purnama…
Kuberikan cahayaku menerangi malamku
Andaikan aku sang pencinta..
Kuberikan sayang sepenuh hatiku

Tapi inilah aku hanya punya hati tulus untukmu
Tapi biarlah ini kan berlanjut…
Karena kau adalah kisahku
Tersenyumlah…
Bahagialah…
Terimalah aku apa adanya
Seperti sang surya selalu ada…

Thursday, January 28, 2010

Ternyata ayah itu luar biasa

*Sebuah tulisan yang sangat bagus dan menyentuh, diambil dari notes seorang kawan yaitu Zulfa Nazli (setelah memiliki izin dari beliau tentunya)* ^_^.

________________________________________

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya…..

Akan sering merasa kangen sekali dengan Umminya.

Lalu... bagaimana dengan Abi?
Mungkin karena U...mmi lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

tapi tahukah kamu, jika ternyata Abi-lah yang mengingatkan Ummi untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ummi-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita,

tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Abi bekerja dan dengan wajah lelah Abi selalu menanyakan pada Ummi tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?


Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil……

Abi biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

Dan setelah Abi mengganggapmu bisa, Abi akan melepaskan roda bantu di sepedamu…

Kemudian Ummi bilang : “Jangan dulu Abi, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,

Ummi takut putri manisnya terjatuh lalu terluka….

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Abi dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ummi menatapmu iba.

Tetapi Abi akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”

Tahukah kamu, Abi melakukan itu karena Abi tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Abi yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

“Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”.

Berbeda dengan Ummi yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

Ketahuilah, saat itu Abi benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja….

Kamu mulai menuntut pada Abi untuk dapat izin keluar malam, dan Abi bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”.

Tahukah kamu, bahwa Abi melakukan itu untuk menjagamu?

Karena bagi Abi, kamu adalah sesuatu yang sangat – sangat luar biasa berharga..

Setelah itu kamu marah pada Abi, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu…

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ummi….

Tahukah kamu, bahwa saat itu Abi memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

Bahwa Abi sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika kamu menjadi gadis dewasa….

Dan kamu harus pergi belajar dikota lain…

Tahukah kamu bahwa badan Abi terasa kaku untuk memelukmu?

Abi hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini – itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Abi ingin sekali menangis seperti Ummi dan memelukmu erat-erat.

Yang Abi lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.

Abi melakukan itu semua agar kamu KUAT…kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Abi.

Abi pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Abi tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan…

Kata-kata yang keluar dari mulut Abi adalah : “Tidak…. Tidak bisa!”

Padahal dalam batin Abi, Ia sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Abi belikan untukmu”.

Tahukah kamu bahwa pada saat itu Abi merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Sampai saat seseorang datang ke rumah dan meminta izin pada Abi untuk mengambilmu darinya.

Abi akan sangat berhati-hati memberikan izin..

Karena Abi tahu…..

Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya….

Saat Abi melihatmu duduk bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Abi pun tersenyum bahagia….

Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Abi pergi kebelakang sebentar, dan menangis?

Abi menangis karena Abi sangat berbahagia, kemudian Abi berdoa….

Dalam lirih doanya kepada Rabb, Abi berkata: “Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik….

Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik….

Bahagiakanlah ia bersama suaminya…”

Setelah itu Abi hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk…

Dengan rambut yang telah dan semakin memutih….

Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya….

Abi telah menyelesaikan tugasnya….

Abi, Ayah, Bapak, atau Abah kita…

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…

Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis…

Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

* * * *
From: Ustadz Adf January 5 at 8:40pm, To members of Aktivis Dakwah Facebook.

Keterangan : Judul Asli “ Di Balik Kisah Seorang Papa” pada naskah aslinya kata Abi ditulis “Papa” dan kata Ummi ditulis “Mama”
kemudian diganti lagi dengan judul "Ternyata ayah itu luar biasa! -part2-"

Tuesday, January 26, 2010

Five for fighting-Superman

I can't stand to fly
I'm not that naive
I'm just out to find
The better part of me

I'm more than a bird:I'm more than a plane
More than some pretty face beside a train
It's not easy to be me

Wish that I could cry
Fall upon my knees
Find a way to lie
About a home I'll never see

It may sound absurd:but don't be naive
Even Heroes have the right to bleed
I may be disturbed:but won't you conceed
Even Heroes have the right to dream
It's not easy to be me

Up, up and away:away from me
It's all right:You can all sleep sound tonight
I'm not crazy:or anything:

I can't stand to fly
I'm not that naive
Men weren't meant to ride
With clouds between their knees

I'm only a man in a silly red sheet
Digging for kryptonite on this one way street
Only a man in a funny red sheet
Looking for special things inside of me

It's not easy to be me.

Monday, January 25, 2010

Lelaki Sejati

Seorang anak lelaki yang baru baligh bertanya pada ibunya :

"Ibu, ceritakan padaku tentang lelaki sejati"

Sang ibu tersenyum dan menjawab:
"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang di sekitarnya"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat yang ada di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di balik itu"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya menghadapi liku-liku kehidupan"

"Lelaki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca al-Qur'an, tetapi dari konsistensinya menjalankan apa yang ia baca"

Kemudian anak itu bertanya lagi: "Wahai ibuku, bagaimana aku bisa menjadi lelaki sejati?"
Kemudian sang ibu menunjuk ke satu buku yang berjudul HIDUP BERSAMA RASULULLAH ...

CINTA ADALAH FITRAH YANG SUCI

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)

Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram

Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.

Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.

Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.

Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA

"Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan" (Sunan Ibnu Majah)

Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka.

Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan juga menjerumuskannya ke jurang maksiat.

Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya.

Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya.Dan tidak ada yang melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun duka.

sumber : sakinah

Proposal Nikah KADO BUAT YANG MAU DAN SIAP MENIKAH..BARAKALLAHU

!! (By : 4121X13)


Latar Belakang

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya cintai dan sayangi, semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kita dan tidak putus-putus memberikan nikmatNya kepada kita. Amin

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati..sebagai hamba Allah, saya telah diberi berbagai nikmat. Maha Benar Allah yang telah berfirman : "Kami akan perlihatkan tanda-tanda kebesaran kami di ufuk-ufuk dan dalam diri mereka, sehingga mereka dapat mengetahui dengan jelas bahwa Allah itu benar dan Maha Melihat segala sesuatu".

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na'udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : "Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor" (Qs. Al Israa' : 32).

Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. "Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu," ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga��, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a'lam.

Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di� majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.

Dasar Pemikiran

Dari Al Qur��an dan Al Hadits :

1. �"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) : 32).
2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
3. �Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu�� (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.�Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
15. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah� (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.�Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.�Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.�Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram."
16. "Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
20. Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).
21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya��la dan Thabrani).
22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan

1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi

1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ��Man Jadda Wa Jadda�� (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3. Termasuk� tathhir (mensucikan diri).
4. Secara materi, Insya Allah siap. ��Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya��� (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan

* Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
* Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
* Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
* Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
* Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad) dan "Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya" (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na'udzubillahi min dzalik

Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :

* Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
* Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari� manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
* Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
* Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.

Memperbaiki Niat :

Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping

Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya."(HR. Thabrani).

"Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama". (HR. Ibnu Majah).

Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ��Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama." (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya'. "Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan."(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya" (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, "Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)" (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : "Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya." (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : " Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya" (Ditakhrij dari An Nasa'i)..Subhanallah..

Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.

Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo'akan pengantin dengan do'a : Barokallahu laka wa baroka 'alaikum wa jama'a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan ("Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama" - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani

Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS� PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)

Penutup

"Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya cintai atas nama Allah.. demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan. Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda.. memahami keinginan saya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta Ayahanda..saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira". "Ya Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHKU KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKKU YANG LEBIH BAIK DARINYA.. Amiin"

====================================
Dedicated to : My inspiration .... yang pernah singgah dan menghuni "hati" ...Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu� tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.."
====================================

Maraji / Referensi :

1. Majalah Ishlah, Edisi Awal Tahun 1995.
2. Fiqh Islam, H. Sulaiman Rasyid, 1994, Cet. 27, Bandung, Sinar Baru Algesindo.
3. Fikih Sunnah 6, Sayyid Sabiq, 1980, cet. 15, Bandung, Pt. Al Ma'arif.
4. Kupinang Engkau dengan Hamdalah, Muhammad Faudzil Adhim, 1998, Yogyakarta, Mitra Pustaka.
5. Indahnya Pernikahan Dini, Muhammad Faudzil Adhim, 2002, Cet. 1, Jakarta, Gema Insani Press.
6. Rintangan Pernikahan dan Pemecahannya, Abdullah Nashih Ulwan, 1997, Cet. 1, Jakarta, Studia Press.
7. Perkawinan Masalah Orang muda, Orang Tua dan Negara, Abdullah Nashih Ulwan, 1996, Cet. 5, Jakarta, Gema Insani Press.
8. Kebebasan Wanita, jilid 1, 5, 6, A.H.A. Syuqqah, 1998, Cet.1, Jakarta, Gema Insani Press
9. Sulitnya Berumah Tangga, Muhammad Utsman Al Khasyt, 1999, Cet. 18, Jakarta, Gema Insani Press.
10. Majalah Cerdas Pemuda Islam Al Izzah, Wahai Pemuda, Menikahlah, No. 17/Th. 2 31 Mei 2001, Jakarta, YPDS Al Mukhtar.

SURAT AL AN'AAM (Binatang ternak) ayat 151)

[6:151] Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar {518}". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). (SURAT AL AN'AAM (Binatang ternak) ayat 151)

DENGAN ZUHUD JADIKAN DUNIA DITANGAN,BUKAN DIHATI

Siapakah yang lebih baik dalam hal agama daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah dan dia adalah orang yang berbuat baik lagi pula ia sepenuh hati mengikuti agama Ibrahim yang lurus (hanif)
(Q.S. An-Nisaa [4]: 125).

Allah menjadikan hidup ini sebagai ujian. Hal ini dapat dilihat dari firman-Nya dalam surat Yunus [10] ayat 7 dan surat al-Mulk [67] ayat 2. Berdasarkan dua ayat ini, kita bisa mengetahui bahwa Allah menjadikan hidup ini sebagai ujian dengan tujuan apakah manusia dapat mengisi hidupnya dengan amalan-amalan yang baik. Manusia yang berhasil menjadi manusia yang paling baik adalah mereka paling paling taat kepada-Nya.

Hidup memang sebuah ujian, hanya orang-orang yang benar-benar teguh iman saja yang dapat melewati ujian ini dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang tidak tertipu oleh kilauan nikmat dunia yang begitu menggoda, orang-orang yang memahami hakikat kehidupan dunia ini sesuai dengan apa yang telah Allah dan Rasul-Nya ajarkan. Mereka memndang dunia dan seisinya ini tak lebih dari sebuah permainan yang seringkali melalaikan, mereka tidak berbangga hati dan sombong dengan harta kekayaan dan anak yang di miliki. Jika dalam diri mereka telah tertanam sifat-sifat tersebut, maka mereka adalah orang-orang yang zuhud.

Zuhud merupakan sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang yang mengaku mukmin. Zuhud juga hendaknya menjadi gaya hidup umat muslim kapan dan di manapun ia berada. Zuhud bukanlah meninggalkan kenikmatan dunia, bukan berarti mengenakan pakaian yang lusuh, dan bukan berarti miskin. Zuhud juga bukan berarti hanya duduk di masjid, beribadah dan beribadah saja tanpa melakukan kegiatan-kegaitan lainnya. Zuhud adalah kemampuan kita dalam menjaga hati dari godaan serta tipu daya kemewahan dunia tanpa meninggalkannya. Dengan pengertian yang lebih luas, zuhud merupakan hikmah pemahaman yang membuat seseorang memiliki pandangan khusus terhadap kehidupan duniawi; mereka tetap bekerja dan berusaha, namun kehidupan duniawi itu tidak menguasai kecenderungan hatinya dan tidak membuatnya meninggalkan Allah sedetik-pun. Kita beramal shalih, memakmurkan bumi dan bermuamalah, namun di saat yang sama hati kita tidak tertipu. Kita meyakini sepenuhnya bahwa kehidupan akhiratlah yang menjadi tujuan utama.

Melalui sebuah hadits singkat Rasulullah SAW telah memberikan panduan bagi orang-orang yang beriman dalam menghadapi kehidupan dunia: "Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.' (H.R. Bukhari). Rasul tidak hanya memberi perintah, melainkan Beliau juga mencontohkan langsung kepada umatnya bagaimana cara hidup di dunia, yakni setiap gerak langkah selalu bermuara pada harapan akan keridhaan Allah. Semua orang sepakat bahwa Beliau SAW adalah sosok yang paling rajin bekerja dan beramal shalih. Tak ada seorangpun yang mampu menandingi semangat beliau dalam menjalankan ibadah, padahal Alah sudah menjamin Beliau masuk surga. Di medan perang, beliau adalah orang yang gigih berjihad, senantiasa mendampingi pasukan, dan bahkan berada di garis depan. Tidak hanya duduk di belakang meja memberi perintah. Yang paling mengagumkan adalah kehidupan beliau yang begitu sederhana dan bersahaja.

Suatu ketika Ibnu Mas'ud r.a. melihat Rasulullah tidur di atas tikar yang lusuh sampai-sampai pola anyaman tikar membekas di pipinya. Lalu Ibnu Mas'ud menawarkan kepada beliau sebuah kasur. Apa jawaban rasul? "Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, lalu pergi dan meninggalkannya." (HR Tirmidzi).

Kesederhanaan hidup Rasul ini benar-benar dicontoh oleh para sahabatnya. Abu Bakar ash-Shiddiq, Usman bin Affan dan Abdurrahman Bin Auf hanya segelintir contoh sahabat Rasul yang memiliki kekayaan melimpah, namun hanya sedikit dari kekayaan itu yang mereka nikmati sendiri. Sebagian besarnya mereka gunakan bagi kepentingan dakwah, jihad fii sabilillah dan menolong kaum muslimin. Bahkan Abu Bakar pernah memanjatkan do'a kepada Allah: "Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami." Selain itu, sembilan dari sepuluh sahabat Nabi yang telah dijamin masuk surga adalah termasuk orang-orang yang kaya raya. Tapi di saat yang sama mereka pun zuhud, tidak membangga-banggakan harta kekayaannya. Mereka rajin bersedekah baik untuk orang-orang miskin maupun untuk kepentingan dakwah.

Teladan-teladan kehidupan sederhana dan bersahaja seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat itu sudah sangat jarang kita temukan di zaman sekarang ini. Sebagian besar umat Islam kini telah terjebak dan terlena oleh manisnya tipu daya dunia, rakus terhadap kehidupan dunia bahkan terkadang rela menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta kekayaan yang sebenarnya hanya bersifat sementara. Hal semacam itu sama seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Muhammad ayat 12: Dan oran-orang yang kafir itu bersenang-senang(di dunia) dan mereka makan seperti binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. (Q.S. Muhammad [47]: 12).

Orang-orang yang memiliki harta lebih, terkadang enggan untuk mengeluarkan hak-hak saudaranya yang terdapat dalam harta kekayaannya tersebut. Kalaupun bersedekah itu hanya sedikit sekali dan itu pun masih disertai dengan perkataan yang mengindikasikan ketidakikhlasan hatinya. Mereka dengan bangga mengatakan semua itu adalah hasil jerih payahnya sendiri.

Lain lagi dengan fenomena yang terjadi di kalangan remaja, gaya hidup hedonis dan glamour sudah melekat kuat dalam diri mereka. Walupun harta kekayaan yang mereka gunakan bukan dari hasil jerih payah sendiri, mereka berbangga dan sombong. Kuliah rasanya tidak keren kalau tidak menggunakan mobil mewah, pakaian dan aksesoris lain yang dikenakan pun tidak mau atau malu jika harganya murah. Kebanyakan dari remaja sekarang lebih bangga hidup dengan gaya kebarat-baratan dimana batasan halal dan haram tidak jadi acuan.

Beberapa contoh tadi setidaknya memberikan gambaran pada kita bahwa kerusakan moral umat Islam saat ini sudah mencapai tahap yang sangat memprihatinkan. Pandangan materi mendominasi pada hampir semua lapangan kehidupan. Gaya hidup kaum muslimin khususnya para remaja nyaris tak sedikitpun mencerminkan sikap Islam apalagi zuhud, bahkan sikap mereka sudah tidak ada bedanya dengan bagaimana orang-orang kafir bersikap. Apabila dikumpulkan antara remaja muslim dan non-muslim di suatu tempat akan sangat sulit bagi kita untuk membedakannya. Masyarakat kita manganggap tolok ukur kesuksesan hanya didasarkan pada sebanyak apa kekayaan yang dimiliki dan semewah apa aksesoris yang digunakan. Maka tidak heran jika masyarakat kita berlomba-lomba menjadi selebriti, menjual diri dan harga diri demi keuntungan materi semata.

Mencintai dunia dan rakus harta adalah penyakit paling berbahaya. Tidak berlebihan jika dikatakan, segala bentuk kejahatan bermuara dari kerakusan terhadap dunia dan gaya hidup materialisme. Seks bebas, penjualan bayi, narkoba, perjudian, riba, KKN, korupsi dan lainnya dan segala bentuk tindakan kriminal selalu bertalian erat dengan kerakusan terhadap harta dan materi. Rasulullah SAW mengingatkan tentang bahayanya: "Dua serigala lapar yang dikirim kepada kambing tidak begitu berbahaya dibanding kerakusan seseorang tehadap harta dan kedudukan." (H.R. Tirmidzi).

Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk sadar dan menyadarkan kembali diri sendiri beserta saudara-saudara kita tentang hakikat dunia dan akhirat. Iman terhadap hari akhir merupakan prinsip yang harus terus-menerus diingatkan dan ditanamkan dalam hati kita, sehingga motivasi dan tujuan hidup kita sesuai dengan nilai-nilai Islam dan dapat memupuk sikap zuhud kita terhadap kehidupan dunia. Sebab dari sinilah ujung pangkal segala kebaikan dan keburukan. Semakin kuat keimanan seseorang kepada hari akhir, maka semakin tenanglah ia memandang kehidupan. Sebaliknya, semakin lemah keimanan seseorang terhadap hari pembalasan, otomatis akan menjadikan ia manusia yang rakus dan mudah tertipu oleh gemerlap keindahan yang ditawarkan oleh dunia.
"ya Allah jadikanlah dunia di tangan kami bukan di hati kami"

Friday, January 15, 2010

HATI

Hati atau dalam bahasa Arab disebut qalb, menurut Prof Qurais Syihab, berasal dari kata qalaba yang berarti “berubah atau berputar”. Ini mengindikasikan bahwa hati berfungsi secara normal saat keadaan berubah-ubah. Hati yang sehat dapat menyesuaikan diri dari situasi apapun yang dialaminya tanpa resisrensi bila ia tidak diikatkan pada situasi tertentu.

Gambaran alamiah ini mengajarkan agar kita tetap waspada terhadap situasi yang menghadang kita. Pada idealnya dan selayaknya hati tidak terikat pada sesuatu yang dideteksinya. Ibarat radar yang tidak pernah berhenti memonitor pada satu objek yang dideteksinya. Yang ada adalah sikap dinamis, keseimbangan dan tetap terhubung dengan sifat azalinya. Seperti radar, hati selalu mentransmisikan dan menerima sinyal-sinyal.

Dalam tasawuf hati sering didifinisikan sebagai dan dianggap sebagai unsur ilahi yang halus yang diletakkan pada organ fisik jantung (heart). Unsur halus inilah hakekat dari kesejatian seorang manusia. Hati merupakan sumber segala perasaan, emosi, nafsu dan keinginan kita. Tapi hati juga tempat bermukimnya sifat rendah manusia, oleh karena itu hati menjadi pusat dari pertempuran atau pertarungan antara nafsu mulia dan nafsu rendah., tempat beremanasinya daya dorong dan daya tarik. Hati juga sering dianggap sebagai sumber kekuatan dari manusia, dalam hal ini kemudian hati diistilahkan sebagai “diri”. Sebuah pandangan juga menyatakan bahwa pengertian dan pemahaman tentang hati, yaitu bahwa otak terkait dengan hati. Jadi, sesuatu pengertian dan pemahaman itu berhubungan langsung dengan hati. Pandangan yang menitik beratkan sebagai pusat kesadaran berdasar atau merujuk pada Al-Qur’an :

“Maka apakah mereka tidak berjalan dimuka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar ? Karena sesungguhnya, bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.” (QS Al-Hajj 22;46).



HATI SEBAGAI TEMPAT PERTARUNGAN.

Hati juga digambarkan sebagai tempat kancah pertarungan antara akal dan dan jiwa. Agar Diri atau Jiwa dapat meningkat dari sifat rendahnya, maka diri harus mendapat cahaya akal sebagai kekuatan untuk memperoleh informasi dan kekuatan yang dibutuhkan sebagai daya pembeda.. Dengan kekuatan cahaya akal diri akan mampu untuk menghindar dan menjauhi setiap langkah yang tidak benar dan mengikat kuat pada hal-hal yang dapat meningkatkan kemajuan dan perkembangan diri.

Dua kekuatan dalam hati yaitu daya tarik dan daya tolak, atau kekuatan positif dan kekuatan negatif yang ada dalam hati terus menerus melakukan pertarungan. Jika pertarungan itu dimenangkan oleh kekuatan negatif, yang terjadi adalah terseretnya diri kepada hal-hal negatif atau karakter-karakter rendah. Untuk itulah maka kekuatan positif dalam hati harus mampu menandingi bahkan melebihi kekuatan negatif, dengan dukungan cahaya akal sebagai daya pembeda. Energi dari cahaya akal itu berupa pengetahuan, kebijaksanaan dan semangat refleksi diri. Dengan akal akan diperoleh informasi, dan daya atau kekuatan pembeda yang akan mengarahkan tujuan dan arah pada jalan yang benar dan kondusif bagi pengembangan diri.

Jika diri bersandar pada cahaya akal, maka tidak akan terjadi ekses-ekses yang negatif, tapi bila diri mengabaikan pengetahuan dan hikmah dan membiarkan unsur-unsur negatif (gadab) dan syahwat menguasai hati, yang terjadi adalah kemunduran fatal. Tapi bila gadab dan syahwat dapat ditundukkan, mereka justru dapat membantu dan memandu pada jalur yang aman.



MENYEMBUHKAN HATI PUSAT SPIRITUAL KITA.

Kita sudah sepaham bahwa untuk menyembuhkan jiwa dari prilaku tidak terpuji itu adalah dengan mensucikan kembali hati kita. Mengapa hati yang harus disucikan kembali ? Ya, karena di hatilah tempat atau wadah dari pusat kecerdasan spiritual atau kesadaran dan esensi tertinggi manusia . Seperti sabda Rasulullah :

“…. bahawa didalam diri manusia itu ada segumpal daging,

yang apabila baik daging itu maka baiklah manusia itu, dan

apabila buruk maka buruklah manusia itu.”

Nabi juga bersabda :

” Mintalah fatwa kepada Hatinurani-mu,

karena Hatinurani itu tidak pernah berbohong.”

Dari hadist-hadist tersebut jelaslah fungsi hati sebagai standard moral dan spiritual yang utama. Jadi untuk mensucikan hati orang perlu menempuh metode-metode yang dapat membawa orang menuju kepada tujuan pembersihan jiwa tersebut.

Bagi umat Islam, metode atau jalan untuk mensucikan hati yang tepat adalah menjalani dan mengamalkan latihan-latihan spiritual (mujahadah) untuk menyembuhkan hati, pikiran dan jiwa . Latihan-latihan ibadah ini seperti dzikir, tafakkur, muhasabah, khalwah, bahkan akan mampu membawa seseorang berpikir dan berprilaku dengan benar dengan peng-amalan akhlak mulia (akhlakul karimah). Pendidikan diri untuk mencapai pengembangan jiwa dalam rangka mencapai kebahagiaan kehidupan dan pendekatan diri kepada Allah dalam skala yang lebih luas adalah mengamalkan ajaran-ajaran tasawuf. Tasauwuf adalah disiplin keagamaan yang menyentuh dimensi batin manusia yang lebih bersifat adikodrati sehingga hanya mungkin didekati dengan pendekatan spiritual. Tasawuf mengandung tema-tema spiritual menyangkut makna cinta, pendekatan dan penyatuan diri dengan Tuhan, pencarian makna hidup, kebahagiaan, kedamaian, prilaku terpuji dan tidak terpuji.

Dalam hadist diatas Nabi menyebut istilah “segumpal daging”. Selama ini masih banyak orang menafsirkan –segumpal daging- tersebut adalah segumpal daging dalam arti materi atau fisik atau hati-jasmaniah. Dalam tasawuf istilah “hati” sering dimaksudkan untuk menyebut “Jiwa” atau “Diri”.

Robert Frager, seorang Syekh Sufi dan Profesor pada Institut of Transpersonal Psychologi di California, mengilustrasikan bahwa antara hati jasmani dan hati batiniah mempunyai persamaan fungsi. Hati –jasmani mengatur fisik, sedang hati-batiniah mengatur psikis. Hati-jasmani memelihara tubuh dengan mengirimkan darah segar dan oksigen kepada tiap sel dan organ didalam tubuh, juga mencuci darah kotor. Hati-batiah memelihara jiwa dengan dengan memancarkan kearifan dan cahaya, dan ia juga mencuci kepribadian dari sifat-sifat buruk kita. Bila hati-jasmani terluka, kita akan sakit; dan bila hati mengalami kerusakan, kitapun akan mati. Jika hati-batiniah kita terjangkiti sifat-sifat buruk, Diri-rendah (nafs al-ammarah), maka akan mengalami sakit spiritual dan jika secara keseluruhan hati-batiniah didominasi oleh nafs rendah, maka kehidupan spiritual kitapun akan mati.

Apakah hati juga berarti Emosi ? Tidak, hati bukan emosi. Emosi seperti marah, takut, serakah, bukan berasal dari hati, itu berasal dari Diri-rendah, nafs-rendah (al-nafs al-ammarah). Bila kita kita berbicara mengenai “hasrat hati” sering kita jumbuhkan atau campur adukkan dengan “hasrat nafsu” Itu keliru. Nafs/nafsu hanya tertarik pada keserakahan duniawi dan melupakan pengawasan Tuhan. Sedang hati hanya tertarik kepada Tuhan dan hanya mencari kenikmatan dari Tuhan.

“Setiap kata dan tindakan yang baik akan melembutkan hati,

dan setiap kata dan tindakan yang buruk akan memperkeras hati.”

Terkait dengan “hati”, mari kita simak Syair-syair Jalaluddin al-Rumi, yang disajikan oleh William C.Chittick, seperti dibawah ini :
Kembalilah pada kesetiaanmu, oh hati !

Karena jauh dikedalamanmu akan kau temukan

Jalan menuju Yang Tercinta



Jika enam penjuru dunia tak memiliki pintu,

Tak akan lagi bayang-bayang mengganggu !



Manakala cermin telah bersih dan Coba kau selami hati – pintu akan kau temukan.

Masuklah kedalam hati, tempat perenungan Tuhan !

Meaki tak mungkin, ia akan menjadi nyata.



Rembulan dapat ditemukan dalam diri kalian,

Padanya matahari memanggil manggil dari surga,

“Akulah hamba-Mu, akulah hamba-Mu”



Carilah rembulan dalam setiap desah nafas

Seperti Musa. Tataplah jendela dan katakan, Hai, Hai !



Tutuplah pintu kata-kata dan bukalah jendela hati !

Rembulan hanya akan membelaimu melalui jendela.

Dalam kilasan cinta terdengar suara,

“Jendela rumah telah terbuka, hati.”



Apa hendak dikata tentang jendela-jendela ?

Karena matahari telah terbit,

tersucikan,

Engkau akan melihat lukisan-lukisan

Yang tersembunyi dibalik air dan tanah

Bahkan Sang Pelukis ……



Orang-orang suci telah membersihkan hati mereka,

Dari ambisi, ketamakan, kerakusan dan kebencian.



Tak syak lagi, cermin yang kilap adalah hati

Yang menjadi tempat menyimpan

Lukisan-lukisan yang tak berwatas



Seprti Musa, orang suci menyimpan cermin hati didalam dada

Bentuk yang tanpa bentuk dan tersembunyi.



Apa jadinya jika bentuk tidak berada dilangit ‘Arsy Tuhan

Alas kaki atau ikan-ikan yang yang menyangga bumi ?



Semua itu terwatas dan terdifinisikan

Tapi cermin hati tak berwatas – Camkan itu !

Disinilah akal diam dan lainnya kehilangan

Karena hati bersama Tuhan – sungguh, hati adalah Dia.



HATI NURANI

Pada hakekatnya manusia dilahirkan kebumi ini dalam keadaan Fitrah, suci bersih, asli, genuine. Sebagaimana Firman Allah :



“Maka hadapkanlah wajahmu dengan mantap kepada agama (Allah)

menurut Fitrah Allah yang telah menciptakan fitrah itu pada manusia. Tiada dapat diubah (hukum-hukum) ciptaan Allah. Itulah agama yang benar,Tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”

( Q.S. 30 Surat Ar- Ruum Ayat 30)

Manusia terlahir sebagai bersih dan suci, tiada dosa warisan yang dipikul oleh seorang bayi yang turun kebumi. Bila kemudian setelah dia tumbuh sebagai manusia dia tidak melalui jalan kebenaran dalam hidupnya, maka itu adalah karena kesalahan kedua orang tua atau lingkungannya.

Pusat spiritual kita terletak jauh didalam lubuk hati kita yang disebut hatinurani. Kata Nabi bila rusak hati kita, maka rusaklah diri kita. Kalau buruk hati atau pusat spiritual seseorang, maka buruk pula jiwa orang itu. Kalau rusak spiritual suatu bangsa, maka rusak pula moral dan mental bangsa itu.. Dengan hatinurani atau mata hati, kita dapat membuka mata hati dan dan telinga hati untuk merasakan lebih dalam seluruh realitas dunia fisik kita yang kompleks ini. Dengan mata-hati atau hatinurani dapat menyingkap kebenaran sejati, hakiki, yang tak tampak oleh mata dan tak terdengar oleh telinga. Hatinurani adalah pancaran dzat ilahi, yang diletakkan dalam diri kita, untuk menampung cinta, kasih sayang dan bimbingan ilahi, dalam perjalanan manusia untuk mendekat kepada Tuhan. Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berfirman :

“Seluruh langit dan bumi tak mampu meliputi-Ku,

tapi hati orang-orang beriman mampu melingkupi-Ku.”

Kebenaran sejati dan hakiki terletak didalam “hatinuranimu”, membimbingmu kearah kebenaran dengan “kata-hatimu”. Karena itu : ” Ikuti kata hatimu ”

Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan beberapa keadaan sehari-hari seperti dibawah ini, dengarkan dengan arif bagaimana hatinurani suci kita akan membisikkan kata- hatinya :



1. Pembantu rumah tangga anda selalu mengambil gajinya setiap bulan untuk dikirim kepada orang tuanya di kampung. Suatu hari dia ingin meminjam uang untuk berobat orang tuanya, yang sedang sakit, padahal si pembantu masih punya sisa hutang relatif banyak kepada anda...

Bagaimana kata hati anda memberi bisikan pada anda ?



2. Anda menyetir mobil mau keluar dari lingkungan parkir suatu pusat belanja atau Mall. Seorang Satpam membantu anda memarkiri mundur mobil anda. Ketika mobil anda siap untuk maju kearah loket tempat bayar tiket parkir, si satpam dengan gerak tubuhnya yang sopan mengisaratkan anda maju. Apa kata hati anda ?



3. Anda bersama sahabat-sahabat anda sedang melakukan ibadah umrah.Ketika akan berangkat menuju masjid, salah seorang sahabat anda mengalami hal yang pahit, dompet yang berisi uang untuk semua biaya, dicopet orang. Apa bisikan hati anda?



4. Anda membeli jeruk dikaki lima pinggir jalan. Ketika sampai dirumah,Anda merasa haus dan anda mengupas salah satu jeruk tersebut.Ternyata jeruk yang anda kupas terasa asam, padahal si penjual mengatakan: “manis”. Apa kata hati anda?.



5. Seorang pedagang buah yang sudah tua renta dengan terhuyung-huyung memikul sambil menjajakan buahnya yang cuma sedikit didepan rumah anda. Anda merasa kasihan, tapi anda masih punya persediaan buah banyak dikulkas. Membisikkan kata apa hati anda?



6. Anda seorang karyawan dari suatu perusahaan energi berskala nasional dengan strata jabatan cukup bagus. Suatu saat ada problem perusahaan yang harus cepat ditangani. Ternyata pimpinan anda menunjuk anak buah anda untuk mengatasinya. Apa yang terasa di hati anda, dan apa nasihat hatinurani anda?



7. Dalam pemilihan presiden secara langsung disuatu negara demokrasi, salah seorang calon terpilih sebagai presiden. Hasil pemilihan dinyatakan fair, dan syah, artinya si calon layak memegang jabatan presiden sesuai dengan semua persyaratan yang ada dan disepakati bersama. Tapi presiden sebelumnya yang tidak terpilih lagi dalam pemilihan itu tidak memberikan penghormatan atau ucapan selamat kepada presiden terpilih tersebut, bahkan secara pribadi bersikap negatif kepada penggantinya.. Bagaimana kata hati anda melihat keadaan ini?



8. Waktu berkampanye pemilu para aktivis partai berlomba-lomba mencari suara pemilih. Segala daya upaya dari yang benar sampai yang tidak benar dilakukan. Ada partai yang justru mengemban misi keagamaan, ternyata juga melakukan praktek-praktek yang tidak semestinya, yaitu membayar uang (menyuap) calon pemilih agar memilih partai tersebut. Suara hati apa yang keluar dari hatinurani anda.?



9. Seseorang yang dikenal berilmu agama yang tinggi dan alim dalam ibadah, ternyata oleh hakim dijatuhi hukuman penjara karena dituduh korupsi. Dia tidak merasa bersalah karena diantara uang yang ia keluarkan juga dibantukan untuk kegiatan pendidikan dan keagamaan. Apa kata hati anda ?



10. Seseorang yang dikenal pintar, berbudi dan loyal, dipecat oleh pimpinan suatu organisasi masyarakat dimana dia juga ikut membidani kelahirannya. Hal itu karena si pemimpin takut tersaingi. Bagaimana hati anda (bukan rasio anda) merasakan hal itu?

Kita kembali-kepada hati. Hati atau qalb dalam bahasa Arab berarti ”berbalik”atau “berputar kembali”

Hati sebagai pusat spiritual yang sehat oleh Robert Frager, diibaratkan sebagai radar; yang terus menerus berputar dan mengamati dan mendeteksi dengan cepat, dan tidak pernah terikat pada sesuatu objek – ia terus bergerak dan selalu mencari sasarannya yaitu kebenaran.

“ Wahai teman, hatimu adalah cermin yang mengkilap,

Kau harus membersihkan debu yang menutupinya,

Karena hati ditakdirkan untuk memantulkancahaya rahasia-rahasia Ilahi.” (Al- Gahazali.)

Menurut Al-Tarmidzi, hati mempunyai 4(empat) kedudukan atau stasiun, yaitu (1) dada (shadr), (2) hati (qalb), (3) hati bagian yang dalam (fu’ad) dan (4) hati bagian yang terdalam (lubb). Bila digambar dengan posisi atau bentuk lingkaran, bagian lingkaran paling luar atau yang radiusnya paling jauh dengan pusat adalah dada (shadr). Lapis kedua sebelah dalam adalah hati (qalb), lapis ketiga lebih kedalam adalah fu’ad dan pusat hati atau lubb. Tiap bagian atau lapisan hati mempunyai fungsi sendiri. Dada (shadr) berfungsi mengakomodasi cahaya amaliah dari amalan setiap agama, Hati(qalb) mengakomodasi cahaya iman. Fu’ad mengakomodasi / mewadahi cahaya ma’rifat, atau kebenaran spiritual dan lubb mewdahi cahaya kesatuan dan cahaya keunikan yang merupakan wajah ilahi. Lapisan keempat dari hati (shadr), yaitu bagian terluar merupakan perbatasan antara hati dan dunia. Diperbatasan inilah tempat segala nafsu-nafsu rendah, buas dan hina berkeliaran Ibarat sebuah rumah lokasi ini adalah pagar-pagar pengaman rumah.

Lapisan kedua yaitu hati (qalb) merupakan rumah itu sendiri, lengkap dengan tembok-tembok yang mengitari beserta jendela-jendela dan pintu-pintu yang terkunci bagi tamu-tamu yang tidak diundang atau tidak diharapkan.

Sedang bagian hati lebih dalam yalah fua’ad, merupakan bilik atau kamar keramat tempat menyimpan benda-benda dan harta pusaka berharga.

Terakhir bagian terdalam atau lubb, merupakan bagian paling inti, yaitu intinya hati, singgasana tempat dzat ilahi bersemayam, dialah “ Hati Nurani “

Kita sudah menyadari bahwa hati adalah elemen yang sangat penting dalam kecerdasan spiritual. Bahkan suara kecerdasan spiritualpun berhembus dari suara “hatinurani”(conscience). Ia tak pernah terpengaruh oleh hiruk pikuknya kehidupan kita, dia tidak bisa ditipu oleh siapapun termasuk diri kita sendiri. Dalam menjalani kehidupan ini kita sering berjalan dengan menipu diri kita sendiri, kita tampil dengan kepalsuan-kepalsuan (ingenius), dan kita menjadi diri yang palsu (the false self).



“Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang

tidak terkandung dalam hatinya.” (QS Ali Imran 167).

Kita tidak dapat menghindari kebenaran. Lebih baik menghadapi, menerima dan menjalani kebenaran itu daripada memanipulasinya. Sekali kita menjalani kehidupan dengan kebenaran, keaslian—dari wajah asli kita semua kesulitan cenderung terhindar, karena konflik mereda dan kita tidak lagi terbagi. Diri kita akan mempunyai satu kesatuan suara. Kehidupan kita secara keseluruhan akan menjadi sebuah keterpaduan atau orkestra. Tapi saat kita mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya,, tubuh kita akan mengatakan sesuatu yang lainnya; ketika lidah kita mengatakan sesuatu, secara bersamaan mata kita akan terus mengatakan yang lain yang berbeda.

Sering kita menyapa seseorang :”Bagaimana kabar anda?” Jawaban yang selalu kita dengar :”Kami sangat-sangat bahagia.” Sering kita meragukan jawaban ini, karena wajah mereka sangat datar dan tidak cerah—tidak tampak kegembiraan, tidak terlihat kesenangan ! Mata mereka tidak memancarkan sinar, tidak ada cahayanya. Ketika mereka mengatakan,”Kami bahagia” itu tidak terdengar getaran rasa bahagia. Kata itu terdengar seolah-olah terseret keluar begitu saja. Intonasi, suara, wajah, cara mereka duduk atau berdiri—segalanya memberi kesan lain dan mengatakan sesuatu yang berbeda. Cobalah perhatikan seseorang. Ketika mereka mengatakan mereka bahagia, perhatikanlah. Perhatikan tanda-tanda yang muncul. Apakah mereka benar-benar bahagia? Kita akan menyadari sebagian dari mereka mengatakan yang berbeda.

Sekarang mari kita perhatikan diri kita sendiri. Ketika kita mengatakan kita bahagia padahal tidak, ada terasa gangguan dalam tarikan nafas kita. Tarikan nafas kita tidak bisa alami karena sesungguhnya kita memang tidak bahagia. Jika kita tadi mengatakan, “Saya tidak bahagia”, tarikan nafas kita akan tetap alami, tanpa konflik. Tetapi, kita mengatakan,”Saya bahagia”, kita menekan sesuatu—sesuatu yang akan muncul dan telah kita tekan kedalam. Dalam usaha yang kuat ini, tarikan nafas kita telah mengubah ritmenya; tidak lagi ritmis atau teratur. Ketika kita mengatakan yang sesungguhnya, seluruh diri kita, wajah kita, satu dan bersama-sama; Ketika kita mengatakan sesuatu yang tidak benar, diri kita tidak bersama-sama dan konflikpun muncul.

Mari kita perhatikan fenomena-fenomena yang sangat halus ini. Karena fenomena-fenomena adalah konsekwensi dari kebersamaan atau ketidak bersamaan.. Kapanpun diri kita bersama-sama dan tidak terpecah-belah serta bersatu dalam keselarasan atau kesamaan suara, kita akan merasakan bahagia. Bersama-sama dalam keselarasan., dimana seluruh bahagian tubuh kita saling berhubungan dan tidak bertentangan, saling bergantung dan tidak berada dalam konflik serta merasa serasi dan tentram satu sama lain. Hubungan dan kerja sama yang yang menakjubkan ada dalam diri kita dan merupakan harmoni dan kesatuan serta keselarasan.

Kadang-kadang hal itu terjadi pada saat kita menjadi satu dalam beberapa momen yang sangat jarang terjadi. Perhatikan samudra, tampak oleh kita suatu keganasan yang luar biasa—dan kita tiba-tiba melupakan keterbelahan batin kita atau schizophrenia kita; kita menjadi rileks Perhatikan gunung Himalaya tinggi menjulang ditutupi salju abadi dipuncaknya. …..tiba-tiba kita merasa diselimuti kesejukan yang nyaman. Perhatikan hamparan sawah hijau terbentang luas, membuat kita merasakan ketenangan yang sangat memukau. Kita tidak perlu berpura-pura karena tidak ada makhluk lain yang dapat kita bohongi. Kita akan mulai merasakan keutuhan dan kebersamaan.. Atau, dengarlah musik yang mengalun indah meresap kedalam sukma, kita merasakan keutuhan jiwa dan kebersamaan raga.

Kapanpun dan dalam situasi seperti apapun, kita adalah satu dan menyatu. Kedamaian, kesenangan, kebahagiaan, yang sempurna mengelilingi dan muncul dalam diri kita, sehingga kita rasakan suatu kepuasan.

Hidup dengan apa adanya adalah pilihan yang tepat. Kondisi kehidupan dunia ini selalu seperti apa yang kita cita-citakan. Hidup ini disamping penuh kenikmatan tapi juga sering ada penderitaan, banyak pilihan, banyak rupa, dan banyak warna. Semua itu bercampur baur dengan kecemasan dan kesulitan, dan kita semua adalah bagian dari kesulitan. Dan dalam kesulitan itulah orang sering melakukan manipulasi dan kepalsuan-kepalsuan. “

Kecerdasan spiritual melingkupi semua itu dengan hati nurani atau mata hati yang mampu menyingkap kebenaran hakiki yang tak bisa dilihat dengan mata, tak bisa didengar dengan telinga dan tak tertangkap oleh panca indra.

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, danmengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup

74 WASIYAT UNTUK PEMUDA

Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”
Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Wa ba’du:

Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.

“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17)
Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

apakah salah kalau kita menangis..

Menangislah Bila Harus Menangis
Karena Kita Semua Manusia

Manusia Bisa Terluka Manusia Pasti Menangis
dan Manusia Pun Bisa Mengambil Hikmah

"dewa 19 air mata"

Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.a salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.
Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkanberpaling dari kebenaran. Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Asshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.
Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo’a sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat.
Seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo’a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini. Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga lembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap permasalahan umat.
Kita tidak akan melihat seorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul(Muhammad) , kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Maidah: 83).
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145)
Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah ketika berdo’a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat Allah.
Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia.“Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At Taubah:82).

Tuesday, January 5, 2010

ACEH MoU

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Memorandum of Understanding
between
the Government of the Republic of Indonesia
and
the Free Aceh Movement
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
The Government of Indonesia (GoI) and the Free Aceh Movement (GAM) confirm their commitment
to a peaceful, comprehensive and sustainable solution to the conflict in Aceh with
dignity for all.
The parties commit themselves to creating conditions within which the government of the
Acehnese people can be manifested through a fair and democratic process within the unitary
state and constitution of the Republic of Indonesia.
The parties are deeply convinced that only the peaceful settlement of the conflict will enable
the rebuilding of Aceh after the tsunami disaster on 26 December 2004 to progress and succeed.
The parties to the conflict commit themselves to building mutual confidence and trust.
This Memorandum of Understanding (MoU) details the agreement and the principles that will
guide the transformation process.
To this end the GoI and GAM have agreed on the following:
1 Governing of Aceh
1.1 Law on the Governing of Aceh
1.1.1 A new Law on the Governing of Aceh will be promulgated and will enter into force as
soon as possible and not later than 31 March 2006.
1.1.2 The new Law on the Governing of Aceh will be based on the following principles:
a) Aceh will exercise authority within all sectors of public affairs, which will
be administered in conjunction with its civil and judicial administration,
except in the fields of foreign affairs, external defence, national security,
monetary and fiscal matters, justice and freedom of religion, the policies of
which belong to the Government of the Republic of Indonesia in conformity
with the Constitution.
b) International agreements entered into by the Government of Indonesia
which relate to matters of special interest to Aceh will be entered into in
consultation with and with the consent of the legislature of Aceh.
c) Decisions with regard to Aceh by the legislature of the Republic of Indonesia
will be taken in consultation with and with the consent of the legislature of Aceh.
d) Administrative measures undertaken by the Government of Indonesia
with regard to Aceh will be implemented in consultation with and with the
consent of the head of the Aceh administration.
1.1.3 The name of Aceh and the titles of senior elected officials will be determined by the
legislature of Aceh after the next elections.
1.1.4 The borders of Aceh correspond to the borders as of 1 July 1956.
1.1.5 Aceh has the right to use regional symbols including a flag, a crest and a hymn.
1.1.6 Kanun Aceh will be re-established for Aceh respecting the historical traditions
and customs of the people of Aceh and reflecting contemporary legal requirements
of Aceh.
1.1.7 The institution of Wali Nanggroe with all its ceremonial attributes and entitlements
will be established.
1.2 Political participation
1.2.1 As soon as possible and not later than one year from the signing of this MoU, GoI
agrees to and will facilitate the establishment of Aceh-based political parties that
meet national criteria. Understanding the aspirations of Acehnese people for local
political parties, GoI will create, within one year or at the latest 18 months from the
signing of this MoU, the political and legal conditions for the establishment of local
political parties in Aceh in consultation with Parliament. The timely implementation
of this MoU will contribute positively to this end.
1.2.2 Upon the signature of this MoU, the people of Aceh will have the right to nominate
candidates for the positions of all elected officials to contest the elections in Aceh in
April 2006 and thereafter.
1.2.3 Free and fair local elections will be organised under the new Law on the Governing of
Aceh to elect the head of the Aceh administration and other elected officials in April
2006 as well as the legislature of Aceh in 2009.
1.2.4 Until 2009 the legislature of Aceh will not be entitled to enact any laws without the
consent of the head of the Aceh administration.
1.2.5 All Acehnese residents will be issued new conventional identity cards prior to the
elections of April 2006.
1.2.6 Full participation of all Acehnese people in local and national elections will be
guaranteed in accordance with the Constitution of the Republic of Indonesia.
1.2.7 Outside monitors will be invited to monitor the elections in Aceh. Local elections may
be undertaken with outside technical assistance.
1.2.8 There will be full transparency in campaign funds.
1.3 Economy
1.3.1 Aceh has the right to raise funds with external loans. Aceh has the right to set interest
rates beyond that set by the Central Bank of the Republic of Indonesia.
1.3.2 Aceh has the right to set and raise taxes to fund official internal activities. Aceh has
the right to conduct trade and business internally and internationally and to seek
foreign direct investment and tourism to Aceh.
1.3.3 Aceh will have jurisdiction over living natural resources in the territorial sea
surrounding Aceh.
1.3.4 Aceh is entitled to retain seventy (70) per cent of the revenues from all current and
future hydrocarbon deposits and other natural resources in the territory of Aceh as
well as in the territorial sea surrounding Aceh.
1.3.5 Aceh conducts the development and administration of all seaports and airports within
the territory of Aceh.
1.3.6 Aceh will enjoy free trade with all other parts of the Republic of Indonesia unhindered
by taxes, tariffs or other restrictions.
1.3.7 Aceh will enjoy direct and unhindered access to foreign countries, by sea and air.
1.3.8 GoI commits to the transparency of the collection and allocation of revenues between
the Central Government and Aceh by agreeing to outside auditors to verify this
activity and to communicate the results to the head of the Aceh administration.
1.3.9 GAM will nominate representatives to participate fully at all levels in the commission
established to conduct the post-tsunami reconstruction (BRR).
1.4 Rule of law
1.4.1 The separation of powers between the legislature, the executive and the judiciary will
be recognised.
1.4.2 The legislature of Aceh will redraft the legal code for Aceh on the basis of the universal
principles of human rights as provided for in the United Nations International
Covenants on Civil and Political Rights and on Economic, Social and Cultural Rights.
1.4.3 An independent and impartial court system, including a court of appeals, will be
established for Aceh within the judicial system of the Republic of Indonesia.
1.4.4 The appointment of the Chief of the organic police forces and the prosecutors shall
be approved by the head of the Aceh administration. The recruitment and training of
organic police forces and prosecutors will take place in consultation with and with
the consent of the head of the Aceh administration in compliance with the applicable
national standards.
1.4.5 All civilian crimes committed by military personnel in Aceh will be tried in civil courts
in Aceh.
2 Human rights
2.1 GoI will adhere to the United Nations International Covenants on Civil and Political
Rights and on Economic, Social and Cultural Rights.
2.2 A Human Rights Court will be established for Aceh.
2.3 A Commission for Truth and Reconciliation will be established for Aceh by the
Indonesian Commission of Truth and Reconciliation with the task of formulating and
determining reconciliation measures.
3 Amnesty and reintegration into society
3.1 Amnesty
3.1.1 GoI will, in accordance with constitutional procedures, grant amnesty to all persons
who have participated in GAM activities as soon as possible and not later than within
15 days of the signature of this MoU.
3.1.2 Political prisoners and detainees held due to the conflict will be released
unconditionally as soon as possible and not later than within 15 days of the signature
of this MoU.
3.1.3 The Head of the Monitoring Mission will decide on disputed cases based on advice
from the legal advisor of the Monitoring Mission.
3.1.4 Use of weapons by GAM personnel after the signature of this MoU will be regarded as
a violation of the MoU and will disqualify the person from amnesty.
3.2 Reintegration into society
3.2.1 As citizens of the Republic of Indonesia, all persons having been granted amnesty or
released from prison or detention will have all political, economic and social rights as
well as the right to participate freely in the political process both in Aceh and on the
national level.
3.2.2 Persons who during the conflict have renounced their citizenship of the Republic of
Indonesia will have the right to regain it.
3.2.3 GoI and the authorities of Aceh will take measures to assist persons who have
participated in GAM activities to facilitate their reintegration into the civil society.
These measures include economic facilitation to former combatants, pardoned
political prisoners and affected civilians. A Reintegration Fund under the
administration of the authorities of Aceh will be established.
3.2.4 GoI will allocate funds for the rehabilitation of public and private property destroyed
or damaged as a consequence of the conflict to be administered by the authorities of
Aceh.
3.2.5 GoI will allocate suitable farming land as well as funds to the authorities of Aceh for
the purpose of facilitating the reintegration to society of the former combatants and
the compensation for political prisoners and affected civilians. The authorities of
Aceh will use the land and funds as follows:
a) All former combatants will receive an allocation of suitable farming land,
employment or, in the case of incapacity to work, adequate social security
from the authorities of Aceh.
b) All pardoned political prisoners will receive an allocation of suitable
farming land, employment or, in the case of incapacity to work, adequate
social security from the authorities of Aceh.
c) All civilians who have suffered a demonstrable loss due to the conflict will
receive an allocation of suitable farming land, employment or, in the case of
incapacity to work, adequate social security from the authorities of Aceh.
3.2.6 The authorities of Aceh and GoI will establish a joint Claims Settlement Commission
to deal with unmet claims.
3.2.7 GAM combatants will have the right to seek employment in the organic police and
organic military forces in Aceh without discrimination and in conformity with
national standards.
4 Security arrangements
4.1 All acts of violence between the parties will end latest at the time of the signing of
this MoU.
4.2 GAM undertakes to demobilise all of its 3000 military troops. GAM members will not
wear uniforms or display military insignia or symbols after the signing of this MoU.
4.3 GAM undertakes the decommissioning of all arms, ammunition and explosives held
by the participants in GAM activities with the assistance of the Aceh Monitoring
Mission (AMM). GAM commits to hand over 840 arms.
4.4 The decommissioning of GAM armaments will begin on 15 September 2005 and will be
executed in four stages and concluded by 31 December 2005.
4.5 GoI will withdraw all elements of non-organic military and non-organic police forces
from Aceh.
4.6 The relocation of non-organic military and non-organic police forces will begin on
15 September 2005 and will be executed in four stages in parallel with the GAM
decommissioning immediately after each stage has been verified by the AMM,
and concluded by 31 December 2005.
4.7 The number of organic military forces to remain in Aceh after the relocation is 14700.
The number of organic police forces to remain in Aceh after the relocation is 9100.
4.8 There will be no major movements of military forces after the signing of this MoU. All
movements more than a platoon size will require prior notification to the Head of the
Monitoring Mission.
4.9 GoI undertakes the decommissioning of all illegal arms, ammunition and explosives
held by any possible illegal groups and parties.
4.10 Organic police forces will be responsible for upholding internal law and order in Aceh.
4.11 Military forces will be responsible for upholding external defence of Aceh. In normal
peacetime circumstances, only organic military forces will be present in Aceh.
4.12 Members of the Aceh organic police force will receive special training in Aceh and
overseas with emphasis on respect for human rights.
5 Establishment of the Aceh Monitoring Mission
5.1 An Aceh Monitoring Mission (AMM) will be established by the European Union and
ASEAN contributing countries with the mandate to monitor the implementation of the
commitments taken by the parties in this Memorandum of Understanding.
5.2 The tasks of the AMM are to:
a) monitor the demobilisation of GAM and decommissioning of its armaments,
b) monitor the relocation of non-organic military forces and non-organic police
troops,
c) monitor the reintegration of active GAM members,
d) monitor the human rights situation and provide assistance in this field,
e) monitor the process of legislation change,
f) rule on disputed amnesty cases,
g) investigate and rule on complaints and alleged violations of the MoU,
h) establish and maintain liaison and good cooperation with the parties.
5.3 A Status of Mission Agreement (SoMA) between GoI and the European Union will be
signed after this MoU has been signed. The SoMA defines the status, privileges and
immunities of the AMM and its members. ASEAN contributing countries which have
been invited by GoI will confirm in writing their acceptance of and compliance with
the SoMA.
5.4 GoI will give all its support for the carrying out of the mandate of the AMM. To this
end, GoI will write a letter to the European Union and ASEAN contributing countries
expressing its commitment and support to the AMM.
5.5 GAM will give all its support for the carrying out of the mandate of the AMM. To this
end, GAM will write a letter to the European Union and ASEAN contributing countries
expressing its commitment and support to the AMM.
5.6 The parties commit themselves to provide AMM with secure, safe and stable working
conditions and pledge their full cooperation with the AMM.
5.7 Monitors will have unrestricted freedom of movement in Aceh. Only those tasks which
are within the provisions of the MoU will be accepted by the AMM. Parties do not have
a veto over the actions or control of the AMM operations.
5.8 GoI is responsible for the security of all AMM personnel in Indonesia. The mission
personnel do not carry arms. The Head of Monitoring Mission may however decide on
an exceptional basis that a patrol will not be escorted by GoI security forces. In that
case, GoI will be informed and the GoI will not assume responsibility for the security
of this patrol.
5.9 GoI will provide weapons collection points and support mobile weapons collection
teams in collaboration with GAM.
5.10 Immediate destruction will be carried out after the collection of weapons and
ammunitions. This process will be fully documented and publicised as appropriate.
5.11 AMM reports to the Head of Monitoring Mission who will provide regular reports to
the parties and to others as required, as well as to a designated person or office in the
European Union and ASEAN contributing countries.
5.12 Upon signature of this MoU each party will appoint a senior representative to deal
with all matters related to the implementation of this MoU with the Head of
Monitoring Mission.
5.13 The parties commit themselves to a notification responsibility procedure to the AMM,
including military and reconstruction issues.
5.14 GoI will authorise appropriate measures regarding emergency medical service and
hospitalisation for AMM personnel.
5.15 In order to facilitate transparency, GoI will allow full access for the representatives of
national and international media to Aceh.
6 Dispute settlement
6.1 In the event of disputes regarding the implementation of this MoU, these will be
resolved promptly as follows:
a) As a rule, eventual disputes concerning the implementation of this MoU will
be resolved by the Head of Monitoring Mission, in dialogue with the parties,
with all parties providing required information immediately. The Head of
Monitoring Mission will make a ruling which will be binding on the parties.
b) If the Head of Monitoring Mission concludes that a dispute cannot be resolved
by the means described above, the dispute will be discussed together by the
Head of Monitoring Mission with the senior representative of each party.
Following this, the Head of Monitoring Mission will make a ruling which will
be binding on the parties.
c) In cases where disputes cannot be resolved by either of the means described
above, the Head of Monitoring Mission will report directly to the Coordinating
Minister for Political, Law and Security Affairs of the Republic of Indonesia,
the political leadership of GAM and the Chairman of the Board of Directors of
the Crisis Management Initiative, with the EU Political and Security Committee
informed. After consultation with the parties, the Chairman of the Board of
Directors of the Crisis Management Initiative will make a ruling which will be
binding on the parties.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
GoI and GAM will not undertake any action inconsistent with the letter or spirit of this
Memorandum of Understanding.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Signed in triplicate in Helsinki, Finland on the 15 of August in the year 2005.
On behalf of the Government of the Republic of Indonesia, On behalf of the Free Aceh Movement,
Hamid Awaludin Malik Mahmud
Minister of Law and Human Rights Leadership
As witnessed by
Martti Ahtisaari
Former President of Finland
Chairman of the Board of Directors of the Crisis Management Initiative
Facilitator of the negotiation process